Selasa, 05 April 2011

Delapan Peri

Ada dua hal yang menjadi alasan saya membeli dan membaca buku ini; judulnya (saya suka dengan yang berbau-bau peri) dan penulisnya. Sitta Karina adalah salah satu penulis lokal yang produktif, dengan genre yang berbeda-beda dalam setiap menuangkan pikirannya. Ada satu lagi ciri khas bukunya, ada selipan ilustrasinya yang menarik.
Inilah daftar menu buku ini dengan cita rasa yang berbeda khas remaja:
1. Setoples kembang gula bernama pilihan
2. Suaraku, sekarang dan anti
3. Thong
4. Wish you were here…
5. Gips cinta buat jehan
6. Transparan
7. 50:50
8. Tujuh cupcake special
9. Sekolah kehidupan
10. Sparkling ran
11. BFF
12. Mencium wangi hujan
13. Warna-warni tetap satu warna
14. Goth is me
15. Huruf-huruf yang melayang
16. Delapan peri
Kata-kata bijak dalan buku ini
1. Sesimpel apapun masalahnya, memilih atau membuat pilihan adalah hal krusial yang akan mempengaruhi kehidupanmu sedetik, semenit, sehari atau bahkan setahun kemudian. (hal.10)
2. Kehidupan adalah rantai, tapi jangan sapai alurnya terjebak dalam efek kupu-kupu; dimana perbuatan kita di hari ini bikin menyesal di kemudian hari karena salah pilih –atau karena tidak memilih dengan pintar. (hal.17)
3. Berpolitik saa dengan bermanuver; memilih degan taktis akan menempuh cara apa dalam mewujudkan keinginan kita, karena hidup tidaklah selalu lurus dan indah. (hal.24)
4. Inspirasi ternyata bisa datang dari mana saja. Bahkan dari sesuatu –seseorang- yang tidak disukai sebelumnya. (hal.87)
5. Hidup ii memang susah dan berat, namun hidup harus diperjuangkan –kita harus berjjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. (hal.97)
6. Setelah hujan selesai ibaratnya masalah ikut selesai juga. Bau alaminya menetap di rumput. Lalu pelangi muncul. Awal baru dimulai ketika kemelut usai dan berganti dengan introspeksi diri dengan damai, tanpa emosi. (hal.123)
7. Perbedaan seharusnya bukan menjadi halangan, tapi menjadi kekuatannya untuk maju. (hal.137)
8. Untuk bisa membagi cinta pada dunia, harus memulianya dengan mencintai sendiri lebih dahulu. (hal.146)

 http://luckty.wordpress.com/2011/02/09/review-delapan-peri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar